Awal Agustus lalu saya memenuhi keinginan
yang sudah lama saya rencanakan. Yaitu mengunjungi salah satu cafe ternama di
Jogja. Saya sengaja melakukannya di awal bulan memang niatnya sebagai hadiah,
kalau anak sekarang nyebutnya Self Reward, atas kerja kerasnya selama sebulan
penuh. Self Reward saya memang nggak neko-neko dan pergi ke satu cafe atau
warung kopi yang belum pernah saya kunjungi, sehabis menerima gaji, menjadi
salah satu Self Reward yang mulai saya rutinkan.
Saya memang orang baru di perkopian.
Belum bisa dibilang penggemar kopi juga sebenarnya karena saya juga nggak
berniat untuk begitu mendalami kopi sampai ke akarnya. Tapi, pergi ke cafe atau
warung kopi menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan untuk saya akhir-akhir
ini. Bagi saya cafe atau warung kopi adalah tempat yang ajaib. Banyak sekali
hal-hal yang terpadukan dalam sebuah cafe atau warung kopi dan itu membuatnya menjadi
tempat yang ajaib. Itu juga yang akhirnya mendorong saya untuk memberikan Self Reward
berupa “Dolan Ning Cafe” setiap awal bulan. Lalu, menuangkannya ke dalam
tulisan.
Awalnya saya berpikir apakah nggak menjadi
sok tahu ketika saya bukan expert
dalam kopi membahas tentang kopi dan cafe dan seluk beluk tentangnya? Tapi, berbekal
kesenangan tersebut, ketertarikan dengan kopi, dan sudut pandang tentang cafe
yang mendasari. Saya rasa, itu sudah cukup membuat saya nggak malah menjadi orang
yang cuma sotoy untuk bahasan ini.
Lagi pula, saya punya alasan tersendiri kenapa saya punya Self Reward “Dolan Ning Cafe” dan memutuskan untuk menuliskannya setiap kali mengunjungi cafe.
Kira-kira seperti ini.
Kalau ngomongin soal cafe, zaman
sekarang, rasanya sudah menjadi lifestyle. Ini bukan lagi tentang kopi saja.
Tapi tentang tempat, menu, bahkan harga. Cafe dan warkop sudah bisa dijangkau
hampir seluruh lapisan masyarakat. Kalau zaman dulu, pergi ke cafe mungkin baru
bisa dilakukan oleh mereka yang benar-benar mempunyai uang lebih atau biasanya oleh
orang-orang kantoran yang membeli kopi demi bisa menyelesaikan pekerjaan
menumpuk ketika kantuk dan rasa pusing menguasai. Hal ini dikarenakan harga
kopi di cafe atau warung kopi memang cenderung lebih mahal dibanding harga kopi
kemasan yang dijual di warung-warung. Tapi sekarang, bahkan cafe menjamur
dimana-mana dengan ciri khas dan persaingan harganya masing-masing. Nggak
jarang pula menjadi tempat nongkrong anak-anak muda.
Sayangnya, ada orang-orang yang
memandang perkembangan ini cenderung di sisi negatifnya ketimbang sisi
positifnya. Yaitu lifestyle disini jadinya lebih diterjemahkan menjadi gegayaan dan jatuhnya menjadikan manusia
boros. Memang nggak bisa dipungkiri juga, pasti ada orang-orang yang nggak
sadar berada di arena itu. Terlalu memaksakan pergi ke cafe padahal lagi bokek misal, atau nongkrong di cafe biar
terlihat kekinian dan berkelas. Ada juga yang hampir tiap hari beli kopi,
padahal sebenarnya nggak butuh-butuh amat.
Dulu, mungkin saya termasuk orang-orang
yang memandang cafe lebih ke sisi negatifnya. Tapi, setelah saya berkunjung ke
beberapa cafe, akhirnya pandangan saya berubah menjadi, cafe adalah tempat yang
ajaib ! Mengapa bisa begitu? Jawabannya adalah seperti yang saya bilang di
awal, karena tempat ini memiliki perpaduan hal-hal yang akhirnya membuat dia bukan
sekadar tempat ngopi, fancy, dan
tongkrongan. Tapi, tempat ajaib. Mari coba saya jelaskan, apa yang saya maksud.
Kalau ada pertanyaan, “Apa hal paling inti
dari sebuah cafe?” Maka jawabannya adalah kopi. Cafe tanpa kopi akan kita sebut
sebagai apa? Tempat makan? Tempat jual minuman? Absurd ! Kalau kita menilik
sejarahnya saja, asal muasal sebutan cafe adalah kopi. Cafe berasal dari bahasa
Perancis yang berarti kopi dalam bahasa indonesia. Sejarah paling awal adanya
cafe, yaitu di Turki, pun adalah kedai yang menjual minuman kopi. Baru setelah
meluas ke Perancis dan berkembang pesat disana orang-orang akhirnya menyebut
kedai yang menjual minuman kopi dengan sebutan cafe.
Namun, seiring semakin pesatnya persaingan
bisnis minuman ini. Inovasi banyak dilakukan oleh para pelaku bisnis. Sebab,
kalau cuma mengandalkan penjualan kopi tanpa inovasi maka bisa ketinggalan
zaman. Akhirnya, inovasi tersebut merambat nggak cuma dari segi variasi kopi
tapi juga tempat, harga, bahkan atmosfer cafe. Mulai dari pertanyaan bagaimana
menciptakan varian kopi yang baru dan unik, bagaimana menetapkan harga
supaya nggak terlalu mahal pun nggak
terlalu murah, dan bagaimana supaya customer
betah berlama-lama berada di cafe.
Jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut akhirnya membuat cafe bagaikan menampung semua itu. Itu semua menjadi
satu kesatuan. Ini yang saya maksud dengan hal-hal yang terpadukan. Setiap saya
datang ke cafe yang berbeda, dari kejauhan saya sudah melihat bahwa dari segi
bangunan dan tetek bengeknya juga berbeda. Mulai dari warna cat yang dipilih, model
bangunan, pemilihan furniture.
Kemudian, begitu masuk, saya langsung bisa merasakan atmosfer
cafe tersebut. Hal ini, bisa kita lihat berkaitan erat dengan konsep seperti
apa yang si owner cafe pilih untuk cafenya.
Selanjutnya, saat kita melihat ke dalamnya.
Mata kita akan menangkap manusia-manusia dengan segala aktivitasnya
masing-masing. Lihat ! tempat ini bukan lagi sekadar tempat untuk menikmati
minuman bernama kopi. Tapi, sudah lebih dari itu. Ada manusia-manusia bergelar
mahasiswa yang sedang mengerjakan tugasnya. Ada manusia-manusia kantoran yang
sedang berkutat dengan data-data di laptopnya. Ada muda-mudi yang sedang
bergerombol dan mengobrol banyak hal disertai tawa. Ada juga beberapa manusia
lain yang terlihat sendiri, entah sibuk menikmati kesendiriannya atau sibuk
dengan isi kepalanya. Mereka, sedang menikmati tempat ajaib itu. Akhirnya,
mungkin bisa kita sebut keajaiban cafe ini, selain adanya perpaduan hal-hal di
dalamnya, juga dari sisi personal masing-masing dari kita.
Nah, bagi saya self reward itulah dimana
saya sedang memanfaatkan cafe secara personal. Merasakan keajaibannya ! Lantas
bagaimana saya menikmati kejaiban ini? Berkontemplasi ataupun evaluasi saat di cafe
menjadi kegiatan yang saya lakukan. Nggak jarang juga saya menyelesaikan
pekerjaan disana. Saya akan merasakan semua perpaduan ini. Mulai dari rasa
minuman dan makanan. Atmosfer atau suasana yang terjadi seperti apa. Bagaimana
konsep dari cafe tersebut. Hingga mengamati saja orang-orang di cafe tersebut,
tentu dengan kegiatannya masing-masing. Singkatnya, saya mencoba memaknai
kembali hidup saya menggunakan keajaiban cafe ini.
Pergi ke cafe untuk self reward selalu
menaikkan semangat hidup saya. Ketika saya melihat orang-orang yang sedang
bekerja di depan laptopnya. Ketika saya menemui banyak mahasiswa yang sedang
berjuang menyelesaikan tugas maupun skripsinya. Ketika nggak jarang juga ada
banyak orang yang saya lihat duduk sendiri dan menikmati kesendiriannya. Saya jadi
merasa ternyata bukan hanya saya saja yang sedang berjuang dalam hidup ini. Ya
semua manusia sedang berjuang di arenanya masing-masing. Kalau perasaan saya
sedang kacau, kesadaran atas kenyataan tersebut akan sedikit melegakkan saya.
Mungkin semacam kepala saya diusap-usap sambil dibisiki “Gapapa, tenang. Bukan
cuma kamu kok yang malang” Kemudian, pada saat kaki saya keluar dari cafe itu
saat sudah selesai, saya merasa menjadi orang baru yang semangat menjalani
hidup.
Begitula kira-kira pandangan saya personal
terhadap tempat bernama cafe ini. Yang akhirnya melahirkan kegiatan yang juga
personal dan saya namai “Dolan Ning Cafe” Saya sudah nggak memandang cafe atau
pergi ke cafe dengan pandangan negatif. Semua itu tergantung bagaimana niat
kita. Kalau soal bisa kembali semangat menjalani hidup. Saya rasa, menyisikkan
uang untuk pergi ke cafe demi menikmati secangkir kopi dan merasakan “keajaiban
cafe”, bukanlah sesuatu yang mahal dan jatuhnya nggak negatif. Asal semua itu
dilakukan atas pertimbangan keuangan yang benar. Jadi, nggak malah cuma ikut
ego. Kalau tujuannya baik, saya rasa juga nggak lantas membuat kita merasa
bersalah dan merasa cuma gegayaan
saja.
Akhir kata, “Dolan Teng Cafe adalah
semacam Self Reward yang rutin saya lakukan setiap awal bulan untuk membuat
diri saya tetap merasa baik-baik saja di dalam menjalani kehidupan ini. Kalau
cara ini cocok buat kamu lakukan demi menjaga diri supaya tetap baik-baik saja.
Nggak ada salahnya loh dicoba. Kamu bisa melakukan sesuatu yang kamu suka
disana 😊

Comments